Suasana di Kabupaten Kerinci sedikit terasa berbeda dari hari-hari biasanya. Maklum, masyarakat Kerinci baru saja melaksanakan hajatan demokrasi lima tahunan, yakni Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kabupaten Kerinci untuk periode 2013--2018. Wajah-wajah lelah pun masih tergambar jelas dari raut muka mereka yang turut aktif dalam memantau dan menyukseskan pesta demokrasi di Kabupaten yang dijuluki “Sekepal Tanah Surga yang Tercampak ke Bumi” ini.
Secara umum hajatan demokrasi yang berlangsung pada Minggu, 8 September 2013 kemarin berjalan dengan lancar, dalam artian sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kerinci. Meskipun sempat diwarnai aksi protes dari salah satu tim sukses, namun hal tersebut masih dalam batas kewajaran, yang sekaligus menandakan bahwa masyarakat Kerinci punya perhatian serius dalam mengawal jalannya proses demokrasi di negeri yang punya banyak potensi, baik dari segi Sumber Daya Manusia (SDM), kekayaan alam, serta pariwisata yang perlu dikelola secara optimal.
Banyak pihak di berbagai diskusi, khususnya pengamat politik memprediksi Pemilukada Kerinci kemungkinan besar akan berlangsung dua putaran. Sedikit sekali yang memprediksi Pemilukada ini akan berlangsung dalam satu putaran. Hal ini dengan pertimbangan yang masuk akal, melihat komposisi dari masing-masing pasangan calon yang mewakili dari masing-masing wilayah, yakni Kerinci Mudik, Kerinci Tengah, dan Kerinci Hilir. Ditambah lagi di beberapa wilayah ada yang mencalonkan lebih dari satu calon. Dengan demikian, logika sederhana suaranya tentu akan menjadi terpecah.
Ada beberapa alasan kenapa Pemilkada Kerinci menarik untuk dicermati. Pertama, ini adalah Pemilukada pertama setelah pemekaran Kabupaten Kerinci dengan Kota Sungaipenuh. Kedua, pasangan calon yang dinyatakan maju tergolong ‘ramai’ yakni tujuh pasangan calon, yang dalam perjalanannya satu pasangan calon dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh KPU Kerinci. Ketiga, persoalan jadwal yang sempat hangat diperdebatkan. Keempat, adanya gugatan pasangan calon yang dinyatakan tidak lolos. Kelima, penonaktifan anggota KPU Kerinci oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
Latar Belakang Calon yang Beragam
Seperti diketahui para kandidat pasangan Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) yang bertarung dalam merebut BH 1 DZ lima tahun ke depan berasal dari berbagai latar belakang dan profesi. Seperti pasangan nomor urut 1 Dasra-Mardin (birokrat-politisi). Pasangan nomor urut 2 Adi Rozal-Zainal (birokrat, akademisi-birokrat). Begitu juga dengan pasangan nomor urut 3 Murasman-Zubir (incumbent-politisi), Sukman-Sartoni (polri-politisi), Rahman-Nopantri (incumbent-politisi), dan Irmanto-Idrus yang berlatar belakang politisi.
Dari latar belakang dan profesi yang berbeda secara teori tentunya turut memperkaya corak dan gaya kepemimpinan yang diharapkan mampu menghasilkan rumusan program serta terobosan-terobosan yang mampu menjawab persoalan yang sedang dihadapi oleh masyarakat Kerinci.
Tema Besar
Sudah menjadi keharusan setiap kandidat sebagai calon pemimpin harus mempunyai visi, misi serta program kerja yang jelas untuk membawa perubahan bagi masyarakat yang akan dipimpinnya. Begitu juga dengan para kandidat Cabup dan Cawabup Kerinci.
Dari berbagai kesempatan kampanye dan debat kandidat yang dilakukan secara terbuka, terlihat ada kesamaan isu klasik yang diangkat, yakni masalah infrastruktur, pemekaran wilayah, kualitas pendidikan dan pelayanan publik, pembangunan ekonomi pertanian dan lain sebagainya. Semua dipaparkan dengan balutan bahasa yang cukup menarik dan meyakinkan tentunya.
Saling Klaim
Dari hasil perhitungan manual di Panitia Pemungutan Suara (PPS), 16 Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) maupun pleno KPU (15 September 2013) pasangan incumbent Murasman-Zubir Dahlan unggul dari pasangan nomor urut 2 Adi Rozal-Zainal Abidin (Adzan). Dimana pasangan nomor urut 2 Adi Rozal-Zainal Abidin memperoleh suara 44.474 bersaing ketat dengan pasangan nomor urut 3 Murasman-Zubir Dahlan (MZ) yang memperoleh suara 46.255 dengan selisih suara 1.781 (Pleno KPU).
Persaingan ketat ini sebenarnya jauh-jauh hari sudah diprediksi oleh banyak pihak. Namun dari hasil ini hampir tidak ada yang menduga kalau pemilihan ini akan berlangsung satu putaran (30%+1). Bahkan selama rekap perhitungan suara sementara, baik di PPS maupun di PPK masing-masing tim sukses saling mengklaim merekalah yang memperolah suara terbanyak.
Masyarakat Kerinci masih harus bersabar menunggu hasil sidang sengketa Pemilukada di Mahkamah Konstitusi (MK). Selanjutnya yang jauh lebih penting dalam sebuah kompetisi adalah sportivitas. Yakni bagaimana yang menang bisa merangkul yang kalah dan yang kalah tetap bisa berkontribusi dalam pembangunan Kerinci ke depan dengan tetap menghormati yang menang terlepas siapa pun yang akan memenangkan kompetisi ini.
Untuk membangun Kerinci ke depan memerlukan kerja sama semua pihak. Ia tidak bisa dibebankan hanya kepada pemerintah semata. Begitu juga sebaliknya pemerintah tidak bisa serta merta mengabaikan peran masyarakat. Semua harus bisa bersinergi, saling bahu membahu.
Terakhir tidak ada pilihan lain, Kerinci harus bangkit dari keterpurukan dan katertinggalan yang berpuluh-puluh tahun lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar...